Kamis, 27 Juli 2017
Anak Kesayangan
Entah harus dimulai dari mana caranya aku untuk bercerita. Aku sadar tintaku sudah lama mati ditelan naruto ketika negara api menyerang. Huft naruto lagi😜 jujur saja aku mampu menulis naruto di blogku karena anak kesayangan yang baru saja kumiliki. Setiap pelajaran berlangsung ada saja celetukan yang dia buat, baik itu lucu hingga membuat seisi kelas jungkir balik (zzz tidak mungkin) ataupun yang garing sampai-sampai semua siswa harus menatapnya sinis. Percayalah, namanya tidak seindah orangnya. Sejatinya semua laki-laki itu tampan, sedangkan dia??? Juga tampan pastinya, hanya sajaaaa .........tiiiiiitttttt sensor..... Aku sangat menyukai celetukan yang dia buat sekalipun garing. Karena itulah yang membuat kelas terasa bermakna sekali. Anak-anak tidak hanya sekedar belajar, tapi juga mampu tertawa puas tanpa harus dimarahi sejadi-jadinya karena celetukan yang mengundang tawa. Dulu, sebelum wonder women tayang di TV, aku dan segenap jajaran sifat yang merajai tubuhku terbiasa sangat tegas (suka emosi jiwa wkwkwkkwk) pada anak yang tidak sesuai harapan dan nakal suka buat kelas ribut. Ampun DJ😒 . Tapi itu dulu, sekarang saatnya berevolusi. Belajar menjadi orang yang mampu menghargai anak-anak pemimpin masa depan. Kita tidak tau tentang masa depan, bisa jadi ketika dewasa nanti, mereka lebih pantas dan lebih maju dalam memimpin negeri kita tercinta. Bahkan, mungkin lebih mampu dalam mendidik anak-anak masa depan. Semua berawal dari siapa??? Dari guru-guru yang penuh rasa kasih dan tanggungjawab juga pastinya. Tidak perlu kita berfikir keras dalam mengajar agar mereka berubah, tapi jalanilah tanggungjawab dan buatlah mereka nyaman bersama kita. Terkadang, ketika melihat suasana belajar mulai membosankan atau terlampau banyak penjelasan, maka saya akan mulai mengganti metode tadi dengan metode murid pemegang kendali. Jika mereka berisik, maka mereka mendapat pengurangan nilai. Jika mereka menjawab,maka mendapat tambahan nilai. Anak-anak sangat antusias menyambut soal-soal yang akan disebutkan. Ada yang mengangkat tangan sebelum soal selesai padahal tidak tau jawabannya, ada juga yang mengangkat tangan karena sudah mempersiapkan diri dengan baik agar mendapat tambahan poin. Andai saja dunia ini dipenuhi guru-guru kreatif dan inovatif pasti belajar adalah hal yang paling ditunggu-tunggu, bukan momok yang hanya mampu menakuti semua orang. Apalagi suatu hal yang mampu membuat orang menyerah dan tidak mampu berdiri dengan tegak.
Langganan:
Postingan (Atom)