Halaman

Powered By Blogger

Jumat, 11 Maret 2022

Pengalaman Isoman Ulah Covid di Bandung

 Siapa sih yang tidak mengenal kota Bandung? Dengan suhunya yang dingin dan pesona kota dikelilingi gunung. Jujur, Bandung itu sangat menarik. Saya yang dari Kota Batam kemudian hijrah ke Makassar dan tiba-tiba ke Bandung pasti memiliki penilaian yang berbeda. Suhunya yang dingin saat berada di dataran tinggi sama sekali tidak membutuhkan pendingin ruangan. Meski matahari terik menyinari namun suhunya tetap dingin bahkan air kamar mandi pun seolah tak mau kalah. 

Sebulan saya di sana bersama suami dan anak untuk mengurus pemberkasan dan berwisata ria. Tak disangka cobaan Allah datang 2 hari sebelum pulang dengan tiket yang sudah dipesan lengkap oleh-oleh. Takdir dari Allah, PCR anak saya positif dan antigen suami saya juga positif, berkah dari Allah saya negatif. Jadi, saya yang keluar untuk membeli makan dan minum juga kebutuhan mendesak lainnya. 

Sebelumnya, apartemen tempat kami tinggal sudah memberi kode untuk mengikuti protokol kesehatan dengan ketat dikarenakan Bandung menjadi penyumbang terbesar angka positif covid di Indonesia. Benar saja, itu bukan kode biasa yang memiliki arti bahwa ada yang positif nih di apartemen, jaga dirimu dengan baik yah. Karena ketika kami mengirim pesan pada resepsionis bahwa kami positif, mereka tidak melarang kami untuk keluar kamar bahkan membantu mengantarkan barang sekiranya ada pesan makanan dari luar. Tidak ada juga pemberitahuan mengenai kami agar waspada atau pindah untuk isolasi mandiri di tempat lain.

Alhasil, kami tetap pindah dan berharap mendapat suasana baru agar lekas pulang dengan status negatif. 2 hari sekali anak saya dites PCR manalah tahu anak saya hanya negatif palsu karena kami sudah sangat ingin pulang sesegera mungkin. Namun CT value anak saya masih di angka 30 setelah pemeriksaan kedua.

Dengan segala cara PCR berikutnya masih saja positif. Karena sudah 3 kali PCR dan uang yang dikeluarkan sudah tidak karuan nominalnya, saya memutuskan untuk menghitung CT valuenya berapa perhari bisa naik. Menurut google di web alodokter :

  • Nilai CT value <29 adalah reaksi positif kuat, artinya jumlah partikel virus yang terdeteksi kemungkinan cukup banyak
  • Nilai CT value 30–37 adalah reaksi positif, artinya jumlah partikel virus yang terdeteksi jumlahnya sedang
  • Nilai CT value 38–40 adalah reaksi positif lemah, artinya jumlah partikel virus yang terdeteksi jumlahnya sedikit
  • Nilai CT value >40 ke atas adalah negatif, artinya tidak ditemukan satu pun partikel virus yang terdeteksi dalam tubuh
PCR pertama anak saya 26, kemudian PCR kedua 30. Berarti 30 - 26 = 4 selama 2 hari dengan porsi makan, minum, dan olahraga yang sama. Untuk negatif saya butuh setidaknya 10 hari. Barakallah, alhamdulillah anak saya negatif. Sesuai saran alodokter agar makan dan minum yang banyak guna metabolisme naik 10-30%. Jadi, bangkai virus pun keluar dari tubuh. Karena menurut beberapa artikel yang saya baca, PCR belum bisa membedakan virus aktif dan yang sudah mati. Bangkai virus pun ikut terhitung jika metabolisme kita buruk. Maka dari itu, butuh pengeluaran berupa keringat, buang air kecil, dan besar.
Alhamdulillah nafsu makan anak saya bagus, jadi 3 jam sekali makan dengan porsi kecil. Air putih dari pukul 06.00 - 12.00 siang juga minimal 1 liter. Setiap pagi, wajib jalan pagi, lari-lari, dan meloncat karena masih 2 tahun. Nah, yang umurnya sudah dewasa bisa coba hit cardio atau semampunya. Karena kita butuh lebih banyak keringat.
Tips dari saya yang berstatus negatif dari awal tes hingga akhir (saya tes 3 kali). Alhamdulillah pasti semua ini dari Allah. Saya juga rajin minum jahe lemon madu. Siapa sih yang tidak tahu khasiat minuman sehat tersebut. Selain itu, jika saya merasa badan kurang fit biasa juga minum T_lak angin. Ini bukan promo yah. Saya tidak sedang menjual merek. Saya akui ini cocok dan bermanfaat untuk tubuh saya. Bahkan saat batuk kering yang menjadi ciri-ciri omicron itu juga minum t_lak angin. Kalau mau yang alami yah jahe lemon madu. Hampir lupa, kumur-kumur air garam juga kami lakoni selama isoman. Kami juga makan garam terlebih dahulu sebelum makan nasi. Sedikit saja menggunakan ujung jari taruh di langit-langit mulut atau lidah bagian dalam.
Semoga pengalaman kami bermanfaat.
Ingat! Hitung CT value bagi yang positif dan berkeinginan pulang sesegera mungkin agar tidak berulang kali PCR seperti kami (rugi dana).
Mending uangnya untuk nambah oleh-oleh karena oleh-olehnya jadi santapan semasa isoman wkwkkwk.
Kalau yang tidak berkeinginan ke luar kota, sudah ada aturan baru sih. 10 hari saja isoman untuk tanpa gejala sejak PCR positif dan tidak ada aturan wajib PCR. 14 hari bagi yang bergejala.