Halaman

Powered By Blogger

Minggu, 21 Oktober 2012

TUGAS BERITA FKIP UMRAH


Jalan Menuju UMRAH Masih Saja Rusak
            Tanjungpinang(HK)- Setelah perbaikan jalan menuju kantor walikota, jalan menuju Umrah tetap saja rusak. Terdapat beberapa tepian jalan yang retak dan bolong.
            Seorang pengendara sepeda motor bernama Shaza sempat naas ketika mengendarai motornya melalui jalan tersebut. Pengerdara jatuh dari motot ketika motor lain dan bus Umrah melewati jalan berlawanan arah. Motor Shaza tersenggol motor yang mencoba menerobos kedepan hingga ia mengalami pendarahan dikakinya.
            Kejadian demi kejadian terus berlaku, ujar seorang warga Senggarang.
            “Jalan bukan menjadi alat untuk pergi kesuatu tempat lagibila ini tetap dipertahankan, melainkan alat untuk memperoleh celaka. Sepantasnya jalan ini harus diperbesar, “tegas Mahdalisa seorang mahasiswa FKIP UMRAH saat memberikan keterangan.
            Berbeda halnya dengan jalan di Senggarang menuju UMRAH, jalanan menuju kantor walikota terlihat bagus tanpa kerusakan sedikit pun. Lalu lalang kendaraan menuju kantor walikota terkenal tidak ada hambatan dan tidak rawan kecelakaan.
            Jalanan diperbesar hingga simpang tiga menuju kantor walikota yang dibuat membazir jalan, simpang jalanan layaknya seperti jalur tiga. Padahal hanya ada satu jalur setelah melalui simpang tersebut.
            Perbaikan jalan terhenti hingga simpang tiga sedangkan jalanan selanjutnya tidak dihiraukan.
            “Seperti ada ketidakadilan yang kami rasakan sebagai mahasiswa. Kenapa jalan menuju kantor walikota luas tanpa cacat sedangkan kami hanya mendapat celaka dari retak dan lubang jalanan ? Kata Nurul Fajriah yang kerap kali melewati jalan tersebut.
            Seorang pekerja di kantor walikota mengaku tidak tahu sebab pembatasan jalanan menuju walikota dan Umrah.
            Lebar jalan antara kedua tempat sangat jauh berbeda. sehingga terlihat pihak walikota tidak perduli dengan nasib anak penerus bangsa seperti mahasiswa kota tanjungpinang. Kenapa hal ini tidak pernah ditanggapi oleh para pengabdi rakyat yang pernah melewati jalan tersebut? Peryataan ini yang terus dikemukakan mahasiswa saat beberapa kali diwawancarai.