Hidup jomblo pengangguran
Uhhh Huft nasib nasib nasib
Katanya, jika kita memiliki nilai yang tinggi dari sebuah perguruan tinggi maka kita akan mudah dalam menjalani dunia pekerjaan. Namun sebelum aku menginjakkan kakiku di dunia pekerjaan, fileku saja belum dibaca sudah dibilang tidak ada lowongan kerja. Bagaimana lah yah mau tau tuh nilaiku tinggi apa tidak jiaklau belum baca sudah dijawab seperti itu. Tapi sejatinya aku juga tidak kecewa, karena aku juga tidak ingin bekerja di sekolahan yang memang aku sendiri tidak sukai. Edisinya terpaksa ngelamar demi orangtua. Jomblo itukan biasanya dan kebanyakan berasal dari orang yang baik budi dan paling patuh sama orangtua. Yah sebagai anak yang paling patuh, rasanya sulit untuk menolak permintaan orangtua. Untuk perjodohan pun rasanya aku pasrah saja.
Hari ini aku melamar kerja di tempat ke tiga dan alhasil guru di sana sudh berjumlah hampir 50 guru. Bayangkan dengan jumlah yang sbanyak itu, masihkah aku mendapatkan lowongan? Aku mendapat tawaran di tempat yang jauh, namun orangtuaku sudh jelas menolaknya. Ada sekolahan yang dekat namun gajinya pula yang kecil. Kalau semuanya salah, kapan aku dapat bekerja dan tidak menyusahkan orangtua lagi. Ini slah satu kekurangan orang yang tidak mampu menolak keinginan orangtua. Tapi rezeki toh Allah yang ngatur, tidak ada yang sia sia di dunia ini. Kesabaran akan dibalas setimpal oleh Allah, dan kesabaran juga kepatuhan terhadap orangtua akan slalu mendatangkan nasib baik yang tidak di duga kehebatannya. Always Amazing OK.
Aku memiliki banyak sekali teman, temanku pernah menasehati bahwa bekerja pada awalnya itu jangan memikirkan gaji. Tapi jadikan batu loncatan menuju tempat yang lebih baik. Akupun sangat ingin begitu. Kemudian baru baru ini aku kembali mendengar keputus asaannya di sekolah yang baru. Sepertinya kata-kata yang pernah ia ucapkan termakan oleh dirinya sendiri. Munafik jika kita bekerja tanpa mengharapkan gaji yang besar. Sepertinya hanya perusahaan yang mengerti keegoanku soal gaji. Tapi tidak sesuai dengan jurusanku kuliah jika harus bekerja di PT. Kenapa harus belajar secara baik jika pada akhirnya bekerja di luar jurusan. Rasanya so bad.
Jika aku di Tanjungpinang, aku dapat bekerja hanya dengan mengeleskan mantan anak didikku dan juga memprivat anak anak mantan guruku. Gaji yang cukup untuk bertahan hidup di sana, namun kesalahannya gaji segitu tidak cukup untuk nabung. Dan pada akhirnya aku tetap menyetujui pemikiran bahwa orangtua adalah segalanya untuk menuju takdir pekerjaan yang lebih double baik. Kita lihat bersama apa yang bakal tejadi deh. Sepertinya aku bahagia dalam menjalani ini semua walau sesekali bosan sering menyapa.
Kesempatan kerja didapatkan pada saat kita benar benar siap. Selalu bersyukur berdoa dan berusaha dengan sebaik mungkin. Semua akan indah pada akhirnya. Semangat yah para jomblo. Aku aja happy happy mulu ngabisin uang big bos hahahhahahaha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar