Indah dalam
Tatapan…
Matahari telah memuncak di
singgasananya, hingga lantunan kaki pun harus di paksa menuju tempat yang tidak
asing lagi dalam keseharian. Saat itu lisa gadis yang baru beranjak dewasa
dengan pakaian feminimnya tersenyum sengit memandang sebuah titik yang selalu
ingin dimilikinya dan dinaiki sendiri walaupun itu ternyata hanya mimpi belaka.
Harus ia berlari mengejar dan menghampirinya dengan semangat pantang mundur,
karena sekali mundur ia akan ditinggal titik itu begitu saja. Titik dengan
warna merah berlogo umrah dengan nomor yang sangat familiar terdengar bus 08.
Tetes keringat semangat menetes di
atas tantangan hidup. Tantangan mengejar kendaraan panjang yang akan membawa
diri menuju gudang ilmu kehidupan. Kini lisa hanya bisa diam saat sebuah tempat
duduk dalam bus UMRAH telah terdapati kosong. Ia letakkan tas dan merebahkan jasmani yang telah lelah
itu. Hingga detik demi detik berlalu menyambut suasana baru yang selalu di
harapkan indah dalam tatapan.
Lisa keluar dari kendaraan panjang
yang sangat ingin di milikinya itu walau dalam keadaan kepala yang tidak
memungkinkan sebenarnya, dikarenakan ia belum pernah naik turun bus setiap hari.
Hingga terasa seperti tengkuk yang digerondoli daging menumpuk yang berat dan
perut lepas mengolah coklat yang telah kadaluarsa. Namun, walaupun lisa
merasakan pahitnya hidup yang sungguh sangat mengganggu indah dalam tatapan itu
ia tetap harus bersyukur karena telah diberi sahabat yang sangat setia kawan
sampai terlambat pun harus sama-sama. Tampak di luar sahabat manisnya menunggu
dengan pandangan lesu di sudut tangga masuk Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Kelas d2 pagi. Dimana tersusun pepohonan kecil menyambut setiap mahasiswa yang
melewatinya di ikuti dengan tangga yang turun terjal kebawah.
Ririn : “(sambil memainkan hpnya) udah 15
menit nunggu mbak aja ni…” ririn menggoyangkan kakinya sambil melihat jam
tangan yang terasa usam menunggu teman yang telah membuat nafsu belajarnya
berkurang.
Eka : “ entah mbak ni, nunggu bus atau buat
bus dulu??” sungguh semua manusia di muka bumi ini tau bahwa kegiatan menunggu
adalah hal yang sangat di benci.
Namun, Lisa tidak menanggapi langsung komentar
sahabatnya itu, ia gandeng kedua lengan sahabatnya menuju tempat duduk panas
menanam ilmu ke dalam pusatnya tubuh. Dan kenyataannya dosen telah masuk, mahasiswa d2 pun telah
hadir semua kecuali ketiga wanita yang selalu menganggap dirinya sahabat yang
sangat setia kawan. Mau datang cepat atau terlambat pun, masuknya tetap harus
sama-sama.
Lisa : “ Maaf aku telat, kalian kan tau
anak-anak umrah gimana kalau naik bus. kayak dapat harta bejibun, pada
berebutan semua ampe kakiku di pijak-pijak tapi tetep aja ku paksain masuk” lisa
menjelaskan ceritanya berikut dengan ekspresi yang begitu lebaynya.
Eka : “ iya sih mbak, maklum mbak daripada
berdiri mending berebut masuk.”
Ririn : “ yayaya, demi sebuah tempat duduk
gitu?” sambut ririn dengan lantang sambil berjalan cepat menuju kelas.
Lisa : “ tak pa lah frend, anggap ja tantangan
yang penting tetep semangat demi masa depan yang cerah. semangat pemuda aja,
kan ntar ge 28 oktober gituh.. hahaha”
Ririn : “ asik…. asik…. asik…” sambil
mengacungkan jempolnya tepat di dahi lisa hingga ia hampir terjatuh saat
mengetuk pintu kelas yang telah ada dosen itu.
Eka : “ hemh,, www.lebay.com mbak ni..”
Mereka masuk dengan perasaan yang
cukup malu karena hanya mereka yang saat itu terlambat. Segera kursi belakang
terisi dengan kedatangan mereka.
Setelah jarum jam memutarkan arah 210
derajat lamanya, mata kuliah pertama pun akhirnya usai. Namun yang sangat
menyedihkan dosen mata kuliah ke dua ternyata berhalangan hadir . Hingga telah
di tinggalkan tugas makalah 20 halaman untuk para mahasiswa. Ya!! sesuai dengan
kesehariannya setiap ada tugas pasti semua mahasiswa mengeluh. Apalagi anak
semester satu yang baru masuk, baru pertama kali menginjakkan kaki di bangku
perkuliahan. Terasa pada masa SMA sama sekali tidak pernah di bebani dengan
tugas makalah hingga 20 halaman bahkan selagi masih bisa di singkat hingga 5
lembar pasti di singkatnya namun Kuliah bukan SMA. Kini semua harus tetap
semangat walau dengan nada terpaksa demi nilai yang sangat di harapkan plus di mata semua. Anggapan kuliah itu
lebih santai daripada SMA ternyata hanya bualan saja. Buktinya tugas makalah
kelompok dan individu telah menumpuk di otak Mahasiswa. Bahkan disertai dengan
durasi waktu yang hanya seminggu atau tidak sampai seminggu, itupun yang must di buat bukan hanya satu makalah namun
hingga 2 sampai 3 makalah. Inilah tantangan untuk para mahasiswa semester satu.
Mampu dan terus bertahan atau mundur di tengah jalan dengan nada kalah yang
hanya berakhir penyesalan.
Semua mahasiswa d2 masih duduk di
dalam kelas dengan kursi yang telah berserakan dan meja dosen yang hampir
condong ke bawah. Situasi kelas yang terkesan sangat polos dan berserakan tanpa
gorden atau vase bunga dan penyapu, ditambah juga dengan sampah tisu yang
sangat mengganggu pandangan mata.
Lisa : “ hemh (menopang dagu dengan lesu)
tugas lagi.. tugas lagi..”
Ririn : “ entar kita ke warnet sama-sama ya
mbak.” sambut ririn dengan nada polosnya.
Eka : “ ya mbak, kita ke rumah mbak lisa dulu
baru ke warnet. aku tak berapa ngerti mbak, maklum SMA jarang pegang computer
gituh.”
Lisa : “ aku pulang kampus langsung ke warnet,
aku tunggu kalian di sana aja ya. Awas kalian lambat-lambat, gue jam 4 udah go gituh.. hehe,, okeh mamen..mamen”
Ririn : “ aman-aman.” (sambil mengambil tasnya
dan menggandeng eka pergi pulang menuju tempat awal ketika terbangun dari tidur
lelapnya malam).
Terlihat Ririn dan Eka telah keluar
kelas tanpa memperdulikan lisa lagi. Padahal Lisa masih terdiam memikirkan
tugas yang harus ia selesaikan dalam waktu 24 jam. Namun ia teguhkan hatinya
bahwa tidak ada yang sia-sia di dunia ini. Awal yang sulit pasti akan
menciptakan akhir yang indah. Ia langkahkan kakinya menuju tempat penungguan
bus yang terkesan sangat sederhana. Di topangi dengan kayu sebesar otot lengan
wanita dan di atapi dengan kain bekas baleho yang sudah bolong dengan pelapukan
dari air hujan dan panas.
Tak terasa dua hari mendatang tepat
hari sumpah pemuda 28 oktober yang telah lama di nanti sebagai hari kebanggaan
setiap pemuda terutama mahasiswa UMRAH. Karena akan di adakan lomba teater
kebangsaan untuk mengenang hari sejarah yang terkesan teoritis itu. Hingga Lisa
dan ke dua sahabatnya tidak mau terlewatkan untuk mengikuti lomba teater yang
sebenarnya sangat di tunggu.
Latihan demi latihan terus di
gencarkan kelompok lisa dengan nama “pergam yhoha” tidak ada hari tanpa latihan
dan akting. Bahkan di kelas pun mereka tetap mengujarkan kalimat-kalimat
teater. Hingga tepat hari penampilan semua benar-benar deg-deg an. Tampil pun
lisa masih merasakan nerveus melihat
penonton dan juri-juri yang siap menilai semua aspek penampilan.
Perasaan deg-deg an masih terasa
hingga hari pengumuman kemenangan sebagai yang terpilih. Syukurnya walau hanya
dengan penampilan yang apa adanya dan properti yang begitu minim kelompok lisa
masih dapat memegang nomor 3 dan pemeran wanita terbaik.
Ririn : “
kita menang mbak!!” teriak ririn dengan lepasnya hingga eka pun ikut
berteriak lalu merangkul kedua temannya itu sambil menggerakkan badannya
sebagai yel-yel kelompoknya itu.
lisa : “ asik… kita menang, ini lah yang aku
bilang salah satu akhir yang indah, tinggal kita tunggu akhir indah lainnya.
walau kita capek-capek latihan Alhamdulillah kita menang mbak. Sama dengan masa
kuliah, kita kejar-kejar bus tiap pagi ampe siang, di pijak-pijak, di
cakar-cakar ampe badan lebam pun kita tetap harus semangat. semangat pemuda!!
semangat!! akhir indah dan masa depan yang cerah tinggal satu langkah.”
Semua kata terucap dengan nada jelas dan keras
yang terlontar dari bibir kecil yang sebelumnya tidak mengenal hidup
capek-capek dan untuk berfikir mandiri pun sama sekali tidak pernah tapi dengan
suasana baru yang di jejakinya sekarang ia tahu bahwa tak akan ada yang sia-sia
di dunia ini. Yang penting tetap semangat dan terus semangat!!!
…SELESAI…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar