Halaman

Powered By Blogger

Minggu, 16 September 2012

Tulisan Apa Adanya


Indah dalam Tatapan…
Matahari telah memuncak di singgasananya, hingga lantunan kaki pun harus di paksa menuju tempat yang tidak asing lagi dalam keseharian. Saat itu lisa gadis yang baru beranjak dewasa dengan pakaian feminimnya tersenyum sengit memandang sebuah titik yang selalu ingin dimilikinya dan dinaiki sendiri walaupun itu ternyata hanya mimpi belaka. Harus ia berlari mengejar dan menghampirinya dengan semangat pantang mundur, karena sekali mundur ia akan ditinggal titik itu begitu saja. Titik dengan warna merah berlogo umrah dengan nomor yang sangat familiar terdengar bus 08.
Tetes keringat semangat menetes di atas tantangan hidup. Tantangan mengejar kendaraan panjang yang akan membawa diri menuju gudang ilmu kehidupan. Kini lisa hanya bisa diam saat sebuah tempat duduk dalam bus UMRAH telah terdapati kosong. Ia letakkan  tas dan merebahkan jasmani yang telah lelah itu. Hingga detik demi detik berlalu menyambut suasana baru yang selalu di harapkan indah dalam tatapan.
Lisa keluar dari kendaraan panjang yang sangat ingin di milikinya itu walau dalam keadaan kepala yang tidak memungkinkan sebenarnya, dikarenakan ia belum pernah naik turun bus setiap hari. Hingga terasa seperti tengkuk yang digerondoli daging menumpuk yang berat dan perut lepas mengolah coklat yang telah kadaluarsa. Namun, walaupun lisa merasakan pahitnya hidup yang sungguh sangat mengganggu indah dalam tatapan itu ia tetap harus bersyukur karena telah diberi sahabat yang sangat setia kawan sampai terlambat pun harus sama-sama. Tampak di luar sahabat manisnya menunggu dengan pandangan lesu di sudut tangga masuk Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kelas d2 pagi. Dimana tersusun pepohonan  kecil menyambut setiap mahasiswa yang melewatinya di ikuti dengan tangga yang turun terjal kebawah.
Ririn : “(sambil memainkan hpnya) udah 15 menit nunggu mbak aja ni…” ririn menggoyangkan kakinya sambil melihat jam tangan yang terasa usam menunggu teman yang telah membuat nafsu belajarnya berkurang.
Eka : “ entah mbak ni, nunggu bus atau buat bus dulu??” sungguh semua manusia di muka bumi ini tau bahwa kegiatan menunggu adalah hal yang sangat di benci.
Namun, Lisa tidak menanggapi langsung komentar sahabatnya itu, ia gandeng kedua lengan sahabatnya menuju tempat duduk panas menanam ilmu ke dalam pusatnya tubuh. Dan kenyataannya  dosen telah masuk, mahasiswa d2 pun telah hadir semua kecuali ketiga wanita yang selalu menganggap dirinya sahabat yang sangat setia kawan. Mau datang cepat atau terlambat pun, masuknya tetap harus sama-sama.
Lisa : “ Maaf aku telat, kalian kan tau anak-anak umrah gimana kalau naik bus. kayak dapat harta bejibun, pada berebutan semua ampe kakiku di pijak-pijak tapi tetep aja ku paksain masuk” lisa menjelaskan ceritanya berikut dengan ekspresi yang begitu lebaynya.
Eka : “ iya sih mbak, maklum mbak daripada berdiri mending berebut masuk.”
Ririn : “ yayaya, demi sebuah tempat duduk gitu?” sambut ririn dengan lantang sambil berjalan cepat menuju kelas.
Lisa : “ tak pa lah frend, anggap ja tantangan yang penting tetep semangat demi masa depan yang cerah. semangat pemuda aja, kan ntar ge 28 oktober gituh.. hahaha”
Ririn : “ asik…. asik…. asik…” sambil mengacungkan jempolnya tepat di dahi lisa hingga ia hampir terjatuh saat mengetuk pintu kelas yang telah ada dosen itu.
Eka : “ hemh,, www.lebay.com mbak ni..”
Mereka masuk dengan perasaan yang cukup malu karena hanya mereka yang saat itu terlambat. Segera kursi belakang terisi dengan kedatangan mereka.
Setelah jarum jam memutarkan arah 210 derajat lamanya, mata kuliah pertama pun akhirnya usai. Namun yang sangat menyedihkan dosen mata kuliah ke dua ternyata berhalangan hadir . Hingga telah di tinggalkan tugas makalah 20 halaman untuk para mahasiswa. Ya!! sesuai dengan kesehariannya setiap ada tugas pasti semua mahasiswa mengeluh. Apalagi anak semester satu yang baru masuk, baru pertama kali menginjakkan kaki di bangku perkuliahan. Terasa pada masa SMA sama sekali tidak pernah di bebani dengan tugas makalah hingga 20 halaman bahkan selagi masih bisa di singkat hingga 5 lembar pasti di singkatnya namun Kuliah bukan SMA. Kini semua harus tetap semangat walau dengan nada terpaksa demi nilai yang sangat di harapkan plus di mata semua. Anggapan kuliah itu lebih santai daripada SMA ternyata hanya bualan saja. Buktinya tugas makalah kelompok dan individu telah menumpuk di otak Mahasiswa. Bahkan disertai dengan durasi waktu yang hanya seminggu atau tidak sampai seminggu, itupun yang must di buat bukan hanya satu makalah namun hingga 2 sampai 3 makalah. Inilah tantangan untuk para mahasiswa semester satu. Mampu dan terus bertahan atau mundur di tengah jalan dengan nada kalah yang hanya berakhir penyesalan.
Semua mahasiswa d2 masih duduk di dalam kelas dengan kursi yang telah berserakan dan meja dosen yang hampir condong ke bawah. Situasi kelas yang terkesan sangat polos dan berserakan tanpa gorden atau vase bunga dan penyapu, ditambah juga dengan sampah tisu yang sangat mengganggu pandangan mata.
Lisa : “ hemh (menopang dagu dengan lesu) tugas lagi.. tugas lagi..”
Ririn : “ entar kita ke warnet sama-sama ya mbak.” sambut ririn dengan nada polosnya.
Eka : “ ya mbak, kita ke rumah mbak lisa dulu baru ke warnet. aku tak berapa ngerti mbak, maklum SMA jarang pegang computer gituh.”
Lisa : “ aku pulang kampus langsung ke warnet, aku tunggu kalian di sana aja ya. Awas kalian lambat-lambat, gue jam 4 udah go gituh.. hehe,, okeh mamen..mamen”
Ririn : “ aman-aman.” (sambil mengambil tasnya dan menggandeng eka pergi pulang menuju tempat awal ketika terbangun dari tidur lelapnya malam).
Terlihat Ririn dan Eka telah keluar kelas tanpa memperdulikan lisa lagi. Padahal Lisa masih terdiam memikirkan tugas yang harus ia selesaikan dalam waktu 24 jam. Namun ia teguhkan hatinya bahwa tidak ada yang sia-sia di dunia ini. Awal yang sulit pasti akan menciptakan akhir yang indah. Ia langkahkan kakinya menuju tempat penungguan bus yang terkesan sangat sederhana. Di topangi dengan kayu sebesar otot lengan wanita dan di atapi dengan kain bekas baleho yang sudah bolong dengan pelapukan dari air hujan dan panas.
Tak terasa dua hari mendatang tepat hari sumpah pemuda 28 oktober yang telah lama di nanti sebagai hari kebanggaan setiap pemuda terutama mahasiswa UMRAH. Karena akan di adakan lomba teater kebangsaan untuk mengenang hari sejarah yang terkesan teoritis itu. Hingga Lisa dan ke dua sahabatnya tidak mau terlewatkan untuk mengikuti lomba teater yang sebenarnya sangat di tunggu.
Latihan demi latihan terus di gencarkan kelompok lisa dengan nama “pergam yhoha” tidak ada hari tanpa latihan dan akting. Bahkan di kelas pun mereka tetap mengujarkan kalimat-kalimat teater. Hingga tepat hari penampilan semua benar-benar deg-deg an. Tampil pun lisa masih merasakan nerveus melihat penonton dan juri-juri yang siap menilai semua aspek penampilan.
Perasaan deg-deg an masih terasa hingga hari pengumuman kemenangan sebagai yang terpilih. Syukurnya walau hanya dengan penampilan yang apa adanya dan properti yang begitu minim kelompok lisa masih dapat memegang nomor 3 dan pemeran wanita terbaik.
Ririn : “  kita menang mbak!!” teriak ririn dengan lepasnya hingga eka pun ikut berteriak lalu merangkul kedua temannya itu sambil menggerakkan badannya sebagai yel-yel kelompoknya itu.
lisa : “ asik… kita menang, ini lah yang aku bilang salah satu akhir yang indah, tinggal kita tunggu akhir indah lainnya. walau kita capek-capek latihan Alhamdulillah kita menang mbak. Sama dengan masa kuliah, kita kejar-kejar bus tiap pagi ampe siang, di pijak-pijak, di cakar-cakar ampe badan lebam pun kita tetap harus semangat. semangat pemuda!! semangat!! akhir indah dan masa depan yang cerah tinggal satu langkah.”
Semua kata terucap dengan nada jelas dan keras yang terlontar dari bibir kecil yang sebelumnya tidak mengenal hidup capek-capek dan untuk berfikir mandiri pun sama sekali tidak pernah tapi dengan suasana baru yang di jejakinya sekarang ia tahu bahwa tak akan ada yang sia-sia di dunia ini. Yang penting tetap semangat dan terus semangat!!!


…SELESAI…








Tidak ada komentar:

Posting Komentar