Halaman

Powered By Blogger

Minggu, 02 Desember 2012

Pamedan


Pamedan Berselimut Dosa
Pamedan Ahmad Yani yang biasa dikenal sebagai wadah hiburan dan pasar malam setiap event penting pertahun, kini merupakan wadah bagi remaja dan muda mudi untuk bersantai sesuka hati menikmati suasana Tanjungpinang dan gemerlap keindahan malam yang menarik untuk dinikmati. lebih kurang 20 pasangan muda mudi menjadikan Pamedan sebagai tempat pembebasannya melakukan kegiatan dosa.
 Lapangan yang biasanya dijadikan sebagai tempat latihan belajar mengemudi mobil juga latihan ekstrakurikuler lain di luar wadah pendidikan formal kini menjadi wadah penampung dosa. Hilir mudik muda mudi berpacaran di Pamedan setiap malam tanpa jenuh dan tanpa malu karena tak segan mereka pacaran dibawah kegelapan bahkan sengaja mencari tempat gelap lalu mematikan lampu motornya. Bagaimana pikiran manusia tak kemana-mana melihat kejadian itu didepan mata mereka? Bukankah hanya dosa yang akan terus bergelimpang dengan hal yang menyedihkan dan dilakukan remaja saat ini? Lalu bagaimana dengan sebuah paham masyarakat bahwa dosa zinah yang dilakukan muda mudi itu akan membuat 40 rumah ikut terkena sial akibat perbuatan itu?
Hal ini sangat membuat kesal para warga di sekitar pamedan. Seorang Ibu-ibu yang tinggal berdekatan dengan Pamedan mengaku pernah menyiram air para remaja yang pacaran di  belakang rumah mereka yang berdampingan dengan dinding Pamedan. Apa yang dilakukan remaja itu di tempat gelap tanpa lampu satupun dan yang didengar warga hanyalah bunyi-bunyi saja. Bahkan kesalnya lagi bahwa sampah-sampah berupa kondom dan pembungkusnya berserakan tanpa malu dan sama sekali tidak ada yang membersihkannya. Tampak jelas bahwa bungkusan dan kondom berserakan di lorong kecil pembatas antara Pamedan dan bangunan tempat usaha Batik Gong-Gong jalan menuju Basuki Rahmat. Terdapat 8 bungkus kondom dan 4 balon kondom tergeletak di lorong kecil itu saat dilihat Rabu 28/11.
Apa nasib kota Tanjungpiang yang menjadi kebanggaan kita semua apabila hal ini terus berlanjut? Apa nasib para penerus bangsa jika tidak ada tindakan langsung dari Pemerintah untuk mengatasi hal ini?
Orde walikota sebelumnya telah dipasang lampu untuk menerangi Pamedan sehingga remaja enggan berbuat maksiat dibawah suasana terang namun tidak bertahan lama karena di rusak. Lalu siapa yang bertanggungjawab untuk mengawasi juga memperbaiki tiap kerusakan dan kekurangan di Pamedan kini? Tidak ada yang tahu tanpa tindak langsung dari Pemerintah Kota Tanjungpianang.
Semua hanya bisa berharap Pamedan di terangkan seterang mungkin agar tidak ada lagi dosa yang tersusun rapi dan tersembunyi di Pamdan. Dosa itu seperti berjejer dan bersusun sampai penuh dan terburai hingga keluar akibat perbuatan muda mudi Tanjungpinang. Tidak hanya Pamdan berselimut dosa namun banyak lagi tempat lain. Namun Pamedan pantas menjadi sorotan karena terletak di tengah kota apalagi Pamedan merupakan tempat yang sangat bermanfaat jika dimanfaatkan dengan baik juga. Pamedan yang biasa dijadikan tempat latihan Drum Band, Pamedan tempat latihan silat, Pamedan tempat latihan teater sanggar Sabda Bunian, dan pemanfaatan Pamedan lainnya yang pasti tidak mau jadi sial akibat perbuatan dosa yang dilakukan para muda mudi zaman globalisasi ini.
Entah apa yang ada dibenak mereka hingga sanggup melakukan perbuatan itu. Apa kini tidak ada lagi malu dalam diri manusia? Atau malu itu telah berkurang atau sengaja diangsur hilang? Semua hal ini pantas untuk dipikirkan bersama bukan hanya jadi renungan saja bagi tiap orangtua yang khawatir anaknya menjadi gudang maksiat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar